Kandasnya Caldas dan Jalan Kepahlawanan

Ketika kematian terasa dekat, naluri seseorang untuk mempertahankan diri menjadi semakin besar.

Arkaan Ziyad
2 min readDec 20, 2023

Pada 28 Februari 1955, kapal penghancur ARC Caldas milik Angkatan Laut Kolombia sedang berlayar menuju Cartagena, Kolombia, dari Mobile, Alabama, Amerika Serikat. Di tengah pelayaran, kapal tersebut karam setelah dihantam badai di Laut Karibia. Pencarian sempat dilakukan selama empat hari, sebelum akhirnya dihentikan dan semua awak kapal dinyatakan hilang.

Keajaiban terjadi, seminggu berlalu, salah seorang dari mereka ditemukan dalam keadaan hampir mati di pantai terpencil di Kolombia, setelah terombang-ambing selama sepuluh hari di laut tanpa makan dan minum. Pelaut itu bernama Luis Alejandro Velasco

Bak mendapat durian runtuh, Velasco mendapat gelar kepahlawanan. Tidak hanya itu, ia juga mendapat popularitas dan menumpuk kekayaan. Ia muncul di radio dan televisi, membawakan pidato yang disambut sorak-sorai. Ia bahkan mendapat kesempatan tampil beberapa iklan, seperti iklan jam dan iklan sepatu.

Namun, itu semua berubah setelah Velasco mengatakan yang sebenarnya.

Perlu diketahui, Kolombia saat itu berada dalam rezim Gustavo Rojas Pinilla, yang melakukan sensor terhadap pers, sehingga surat kabar oposisi harus mencari berita yang bebas dari politik. Termasuk dalam kasus ini ialah peliputan malapetaka yang menimpa Caldas.

Velasco juga hanya diizinkan berbicara kepada reporter pilihan rezim saja. Pemberian gelar kehormatannya pun, tidak lepas dari maksud tertentu.

Gabriel Garcia Marquez (Gabo), yang saat itu menjadi reporter El Espectador, ditugaskan untuk mewawancarai Velasco. Didapatkan fakta bahwa Caldas tidak karam akibat hantaman badai seperti yang dipublikasikan oleh media. Ketika ditanya tentang badai itu, Velasco menjawab sambil tersenyum, Tidak ada badai, kok.

Kejadian yang sesungguhnya ialah, Caldas terombang-ambing angin di lautan yang saat itu sedang mengganas. Sehingga, menyebabkan terlemparnya delapan awak kapal dan muatannya yang tidak diikat dengan benar.

Dari penjelasan Gabo, cerita Velasco itu juga membongkar fakta bahwa Caldas melakukan tiga pelanggaran:

Pertama, membawa dagangan di kapal perusak AL merupakan tindakan ilegal;

Kedua, muatan yang melebihi kapasitas menghambat gerakan kapal ketika berusaha menyelamatkan awaknya;

Ketiga, muatan yang dibawa (televisi, kulkas, dan mesin cuci) berstatus barang selundupan.

Pemerintah Kolombia sempat melakukan penyangkalan dan pembredelan terhadap El Espectador, sebelum akhirnya rezim Pinilla tumbang dua tahun kemudian.

Sementara itu, Velasco dikeluarkan dari Angkatan Laut. Namanya tak lagi disebut-sebut. Ia tenggelam dan hilang bersama dengan bayang-bayang kepahlawanannya yang ia hancurkan sendiri.

Tujuh hari hanyut ke tengah laut dan jauh dari daratan, menghancurkan tekadku untuk bertahan hidup. Akan tetapi, ketika kematian terasa dekat, naluri seseorang untuk mempertahankan diri menjadi semakin besar.

Caldas, halaman 65.

--

--